Dilansirdari Encyclopedia Britannica, disintegrasi lebih diartikan sebagai upaya pemisahan. Share this Facebook Twitter WhatsApp Pin It. Related Posts. berikut ini yang bukan merupakan prinsip proses perakitan, yaitu? PengaruhPerubahan Sosial Tehadap Kehidupan Bermarsyarakat. 1. Integrasi sosial. Dalam perubahan sosial di masyarakat, perlu diikuti adanya penyesuaian baik unsur masyarakat maupun unsur baru. Hal demikian sering disebut sebagai integrasi sosial. Unsur yang saling berbeda dapat saling menyesuaikan diri. Indonesia yang terdiri dari beranekaragam RevitalisasiPancasila dapat diartikan sebagai usaha mengembalikan Pancasila kepada subjeknya yaitu sebagai pedoman bagi para penyelenggara pemerintahan. Untuk merevitalisasi, maka Pancasila perlu diajarkan dalam kaitannya dengan pembuatan atau evaluasi atas kebijakan publik selain dibicarakan sebagai dasar negara. DalamKamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), reintegrasi diartikan sebagai penyatuan kembali atau pengutuhan kembali. Sedangkan sosial artinya sesuatu yang berkaitan dengan masyarakat. Dari pengertian tersebut secara umum reintegrasi sosial bisa diartikan sebagai upaya penyatuan atau pengutuhan kembali masyarakat. b Mengalami Disintegrasi Sosial. Dalam ilmu sosiologi, disintegrasi diartikan sebagai proses terpecahnya suatu kesatuan menjadi bagian-bagian kecil yang terpisah satu sama lain. Disintegrasi sosial adalah suatu proses terpecahnya suatu kelompok sosial menjadi beberapa unit sosial yang terpisah-pisah satu sama lain. Sedangkanuntuk usaha perlindungan terhadap masyarakat lebih ditekankan pada segi keamanan LP sesuai dengan fungsi, jenis dan kebutuhannya. Seseorang disebut narapidana apabila telah melalui serangkaian proses pemidanaan sehingga menerima vonis yang dijatuhkan atas dirinya. Proses pemidanaan adalah sebagai berikut : Tahanan Polisi Disintegrasibangsa dapat terjadi karena adanya konflik vertikal dan horizontal serta konflik komunal sebagai akibat tuntutan demokrasi yang melampaui batas, sikap primodialisme bernuansa SARA, konflik antara elite politik, lambatnya pemulihan ekonomi, lemahnya penegakan hukum dan HAM serta kesiapan pelaksanaan Otonomi Daerah. MenurutKamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disintegrasi dapat diartikan sebagai keadaan tidak bersatu padu; keadaan terpecah belah; hilangnya keutuhan atau persatuan; dan perpecahan. Konflik sosial dan kebudayaan yang muncul antara masyarakat lokal dengan masyarakat pendatang, serta konflik mengenai hak milik tanah merupakan hal pokok yang sebagaikomponen utama dalam bela negara. Pertahanan negara secara fisik dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut, sedangkan secara non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam Integrasidiperlukan guna menciptakan kesetiaan baru terhadap identitasidentitas baru yang diciptakan (identitas nasional), misal, bahasa nasional, simbol negara, semboyan nasional, ideologi nasional, dan sebagainya. 4. Integrasi versus Disintegrasi. Kebalikan dari integrasi adalah disintegrasi. cY8y. - Reintegrasi sosial dimaknai sebagai salah satu upaya untuk membangun lagi kepercayaan sosial setelah terjadi disintegrasi sosial. Upaya ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menerapkannya. Disintegrasi sosial terjadi karena adanya perubahan di lingkungan masyarakat, sehingga bisa menimbulkan permasalahan atau konflik. Maka dari itu, reintegrasi sosial perlu dan tujuan reintegrasi sosial Menurut Soerjono Soekanto dalam buku Sosiologi Suatu Pengantar 2013, reintegrasi sosial merupakan proses pembentukan norma atau nilai baru, sebagai bentuk penyesuaian diri dengan lembaga atau organisasi yang telah mengalami perubahan. Mengutip dari jurnal Eksplorasi Program Reintegrasi Sosial pada Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika 2017 karya Siti Asisah dan Nurhayati, reintegrasi juga bisa dimaknai sebagai proses penyatuan kembali. Baca juga Ciri-Ciri dan Sumber Nilai SosialSebagai salah satu upaya membangun kepercayaan sosial atau membentuk norma baru, reintegrasi sosial bertujuan untuk memperbaiki beberapa hal yang menjadi penyebab utama konflik di lingkungan masyarakat. Beberapa hal yang tidak sesuai atau menjadi penyebab utama konflik akan dibuang. Sedangkan hal lain yang dianggap bisa membantu proses integrasi sosial akan dipertahankan dalam lingkungan masyarakat. Upaya ini membutuhkan waktu yang cukup lama, agar integrasi sosial bisa terbentuk kembali. Apabila integrasi sosial terbentuk kembali, lingkungan masyarakat akan lebih harmonis, aman, tenteram dan damai. Contoh reintegrasi sosial Berikut beberapa contoh reintegrasi sosial Adanya proses reintegrasi sosial antara angkutan konvensional dengan angkutan onlineKehadiran angkutan online telah menurunkan pendapatan angkutan konvensional. Maka dari itu dilakukan proses reintegrasi sosial berupa penentuan batas atau aturan antar kedua jenis angkutan ini. Contohnya angkutan online tidak boleh menaik turunkan penumpang di daerah yang telah disepakati. Melakukan musyawarahMusyawarah menjadi salah satu contoh reintegrasi sosial. Ketika terjadi konflik atau permasalahan, usahakan untuk melakukan musyawarah tanpa memperparah konflik. Lembaga masyarakatLembaga masyarakat juga memegang peranan penting dalam reintegrasi sosial. Lembaga masyarakat tersebut di antaranya di bidang politik, hukum, ekonomi, sosial, budaya dan lain sebagainya. Contohnya jika terjadi permasalahan hukum, maka serahkan ke lembaga hukum. Tidak mudah tersulut emosiSikap mudah tersulut emosi sangatlah tidak baik, khususnya dalam penyelesaian konflik. Agar integrasi sosial dapat tercapai, maka sikap mudah tersulut emosi haruslah dihilangkan. Tidak main hakim sendiriSelain sikap emosi, suka main hakim sendiri juga tidak baik dilakukan. Jika ada permasalahan yang sudah sangat menyimpang dari peraturan atau norma yang ada, sebaiknya diserahkan ke pihak yang berwenang. Baca juga Gejala Sosial Definisi, Penyebab dan Contohnya Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Pengertian Disintegrasi, Gejala, Bentuk, Faktor, Upaya Pencegahan & Penanggulangan. Penjelasan definisi disintegrasi bangsa yang meliputi arti, basis sosial, pola, gejala, bentuk, faktor, upaya pencegahan dan penanggulangan disintegrasi itu sendiri. Jika pada materi PKN sebelumnya kalian telah mempelajari tentang pengertian konstitusi, fungsi, tujuan, macam dan urgensi pada pemerintahan; maka kali ini di website kalian akan mulai memahami apa yang dimaksud dengan disintegrasi, serta apa saja bentuk, faktor, basis sosial, gejala dan cara menanggulangi sekaligus mencegah disintegrasi. Pengertian Disintegrasi Jika dilihat sesuai dengan pengertian pada kamus besar bahasa Indonesia, kata disintegrasi memiliki arti suatu keadaan yang tidak bersatu padu atau keadaan yang terpecah belah, dan juga hilangnya keutuhan atau persatuan, perpecahan. Kita dapat memahami bahwa istilah ini secara harfiah dapat dipahami sebagai perpecahan suatu bangsa menjadi bagian-bagian yang saling terpisah menurut Webster’s New Encyclopedic Dictionary 1994. Pengertian ini juga mengacu pada kata kerja disintegrate. Potensi disintegrasi yang ada pada bangsa Indonesia menurut data empiris rupanya relatif tinggi. Salah satu indikasi dari potensi ini adalah adanya homogenitas etnik dan linguistik yang dapat dikatakan cukup rendah. Disintegrasi adalah merupakan gerakan terpenting yang umumnya disebarkan untuk mendominasi pemerintahan pada suatu negara sehingga pembangunan yang ada pada masyarakatnya diorientasikan pada corak Barat. Masyarakat Barat sendiri dibangun atas dasar disintegrasi dan diskriminasi yang awalnya menjadi tumpuan rasionalitas Eropa, logika pembaratan, dan pola kehidupan Barat. Jika ditilik secara historis, masyarakat modern saat ini sebenarnya lahir dalam lingkup disintegrasi, dimana menyebabkan mereka memaksakan negerinya untuk berwatak disintegratif. Padahal lembaga-lembaga ekonomi dan kebudayaan yang ada di negara merupakan institusi lokal. Karena itu, tidak heran jika kita kini banyak melihat masyarakat modern yang bergaya hidup seperti hasil undang-undang disintegrasi yang kini berdampingan dengan peraturan adat dan agama yang melahirkan disintegrasi dalam berbagai hal. Hal-hal tersebut tidak berarti di hadapan masyrarakat religius dan masyarakat tradisional yang umumnya masih orisinil sebagai rival negara disintegrasi dan aspek-aspek yang bertumpu pada disintegrasi juga diskriminasi yang umumnya berdasar pada rasionalitas Eropa, logika pembaratan, dan pemolaan kehidupan barat. BACA JUGA LEMBAGA TINGGI NEGARA DI INDONESIA, HAK DAN KETENTUAN Pola Disintegrasi Sosial Pola disintegrasi sosial yang paling umum ditemui adalah Pertama, kebodohan dan kemiskinan yang tidak jelas solusinya, atau jaminan pendidikan untuk masyarakat juga tidak tersedia. Kedua, penyimpangan sering ditemui terutama yang mengganggu kepentingan umum dengan modus operasi yang beragam, penyimpangan lain bahkan dapat masuk dalam kegiatan berbahaya seperti ketergantungan obat dan heroin atau bahkan penyakit menular seksual. Ketiga, rendahnya prinsip dan ketaatan publik terhadap berbagai peraturan dan suatu komunal membuat nilai kemanusiaan menjadi semakin menipis. Keempat, menjadi tidak berfungsinya institusi-institusi sosial dan jaringan sosial karena persoalan birokrasi yang tidak selesai-selesai. Pelayanan publik yang ada tidak dapat berlangsung dengan baik karena dilanda sistim birokrasi yang tidak maksimal. Ini menyebabkan Korupsi melanda berbagai pihak yang berada dalam pelayanan publik. Basis Sosial Disintegrasi Walaupun sering ditemui, umumnya tidak terlihat secara gamblang efek dari disintegrasi. Proses disintegrasi telah terakumulasi sudah berubah menjadi suatu penyakit yang parah. Apalagi kecenderungan tidak perduli dari masyarakat mengenai sistem dan struktur yang ada akan sangat meyulitkan usaha pemecahan masalah di sebuah negara. Masyarakat yang cenderung memisahkan diri dari sistem general dapat dilihat dari beberapa proses sosial politik yang terjadi. Bahkan seperti kebijaksanaan bahasa nasional yang dijadikan alat politik, juga dapat menjadi awal dari proses penjajahan identitas lokal karena menghilangkan akar kultur lokal dalam rangka persatuan dan kesatuan. LIHAT JUGA PENGERTIAN GARUDA PANCASILA, SEJARAH, MAKNA DAN ARTI LAMBANG Gejala Disintegrasi Kita dapat melihat gejala disintegrasi sosial secara umum dapat ditandai oleh hal-hal berikut ini Sebagian masyarakat menolak dan tidak mematuhi aturan dan norma yang ada Akan muncul silang pendapat bahkan perdebatan di antara anggota masyarakat mengenai tujuan yang akan dicapai Wibawa dan karisma dari para pemimpin menjadi semakin pudar dan tidak terlihat Sanksi dan hukuman yang berlaku tidak dilaksanakan secara benar dan konsekuen sesuai dengan undang-undang Bentuk Disintegrasi Disintegrasi juga memiliki beberapa bentuk, antara lain adalah Pemberontakan atau pergolakan di daerah Aksi protes dan demontrasi Kriminalitas Kenakalan remaja Faktor Disintegrasi Tentunya disintegrasi tidak akan dapat berjalan tanpa adanya faktor-faktor pendukung. Faktor pertama dan utama adalah mulai lemahnya pemikiran umat beragama. Ini membuat umat beragama umumnya akan mengalami depolitisasi sehingga mulai kehilangan pengaruh politik di tengah-tengah masyarakat. Umat beragama hanya sedikit yang memahami dan kebanyakan hampir tidak memahami politik ataupun berbagai peristiwa politik yang terjadi. Lalu ada faktor disintegrasi bangsa yang diantaranya ialah karena negara kita memang berbentuk kepulauan dan dipisahkan oleh lautan. Ini akan dapat memunculkan sikap ingin menguasai suatu daerah sendiri dan tidak mau diatur oleh kebijakan pemerintah. Bukan hanya itu, keberagaman suku, ras dan agama yang ada juga dapat memicu disintegrasi bangsa, karena pada setiap golongan pasti sudah mempunyai budaya, watak, dan adat yang berbeda dengan yang lainnya. Akan sangat memungkinkan bahwa mereka juga mempunyai ego kesukuan atau chauvinisme, sehingga akan mudah sekali terjadi konflik dengan suku-suku yang lain. Faktor disintegrasi yang lain ialah adanya rasa ketidakadilan antar individu maupun kelompok tertentu yang memicu pemberontakan kepada yang berbuat tidak adil. Desintegrasi bangsa juga dapat terjadi dikarenakan kurang adanya rasa nasionalisme yang tinggi, kurangnya rasa toleransi sesama bangsa, dan campur tangan yang tidak perlu oleh pihak asing dalam masalah bangsa. Kita juga sudah paham bahwa adanya sentralisasi pembangunan yang selama ini lebih terfokus di pulau Jawa, juga menyebabkan kesenjangan dan kecemburuan dari daerah lain, sehingga tak jarang sering ditemui bahwa masyarakat di daerah lain menjadi timbul keinginan untuk memisahkan diri dari NKRI. MATERI LAINNYA PELAKSANAAN DAN PENERAPAN DEMOKRASI DALAM KELUARGA, SEKOLAH & MASYARAKAT Upaya Mencegah Disintegrasi Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh bangsa dan negara ini untuk mencegah adanya disintegrasi, di antaranya yaitu Pancasila dan UUD 1945 harus semakin digemakan lagi hingga dapat sampai ke rakyat yang paling bawah, dalam rangka untuk pemahaman dan penghayatan kehidupan sehari-hari. GBHN yang pernah ada juga dapat digunakan sebagai pedoman dalam membangun bangsa dan negara dan perlu dihidupkan kembali. Para tokoh dan elit bangsa kita harus bersatu untuk memberikan contoh dan menjadi teladan bagi rakyat lain. Budaya bangsa ini umumnya berbudi pekerti luhur dan hendaknya diangkat untuk diingat dan dilaksanakan secara sungguh-sungguh oleh bangsa ini terutama budaya saling hormat menghormati. TNI dan POLRI juga harus segera dibangun dengan tahapan yang strategis yang tentunya harus ditentukan oleh DPR demi terciptanya keamanan dan stabilitas negeri. Ini dilakukan untuk mencegah ancaman disintegrasi.. Penanggulangan Disintegrasi Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh bangsa dan negara ini untuk menanggulangi efek dari adanya disintegrasi, di antaranya yaitu Menghidupkan dan membangun terus komitmen serta kesadaran untuk bersatu. Menghasilkan kondisi yang dapat digunakan untuk mendukung komitmen, kehendak dan kesadaran untuk bersatu sebagai warga negara. Membangun kelembagaan yang memiliki norma dan nilai kebangsaan untuk menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa. Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tepat dan tegas dalam segala aspek kehidupan. Membuat kebijakan mengenai pembangunan bangsa, yang mencerminkan keadilan untuk berbagai pihak, dan semua wilayah. Adanya kepemimpian yang berintegritas dan arif serta efektif. Kalian juga bisa mempelajari materi lainnya misalnya pembahasan untuk tema demokrasi, mulai dari pengertian demokrasi, jenis, ciri-ciri, kelebihan dan kekurangan; pengertian demokrasi liberal, ciri-ciri dan latar belakang; serta negara penganut sistem demokrasi dan penyalahgunaan demokrasi yang sering terjadi sejak dahulu hungga sekarang. Selamat datang di web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Disintegrasi? Mungkin anda pernah mendengar kata Disintegrasi? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, ancaman, cara, faktor, solusi dan contoh. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan. Disintegrasi secara harfiah dipahami sebagai perpecahan suatu bangsa menjadi bagian-bagian yang saling terpisah Webster’s New Encyclopedic Dictionary 1996. Bila dicermati adanya gerakan pemisahan diri sebenarnya sering tidak berangkat dari idealisme untuk berdiri sendiri akibat dari ketidak puasan yang mendasar dari perlakuan pemerintah terhadap wilayah atau kelompok minoritas seperti masalah otonomi daerah, keadilan sosial, keseimbangan pembangunan, pemerataan dan hal-hal yang sejenis. Kekhawatiran tentang perpecahan disintegrasi bangsa di tanah air dewasa ini yang dapat digambarkan sebagai penuh konflik dan pertikaian, gelombang reformasi yang tengah berjalan menimbulkan berbagai kecenderungan dan realitas baru. Segala hal yang terkait dengan Orde Baru termasuk format politik dan paradigmanya dihujat dan dibongkar. Bermunculan pula aliansi ideologi dan politik yang ditandai dengan menjamurnya partai-partai politik baru. Seiring dengan itu lahir sejumlah tuntutan daerah-daerah diluar Jawa agar mendapatkan otonomi yang lebih luas atau merdeka yang dengan sendirinya makin menambah problem, manakala diwarnai terjadinya konflik dan benturan antar etnik dengan segala permasalahannya. Penyebab timbulnya disintegrasi bangsa juga dapat terjadi karena perlakuan yang tidak adil dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah khususnya pada daerah-daerah yang memiliki potensi sumber daya/kekayaan alamnya berlimpah/ berlebih, sehingga daerah tersebut mampu menyelenggarakan pemerintahan sendiri dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggi. Selain itu disintegrasi bangsa juga dipengaruhi oleh perkembangan politik dewasa ini. Dalam kehidupan politik sangat terasa adanya pengaruh dari statemen politik para elit maupun pimpinan nasional, yang sering mempengaruhi sendi-sendi kehidupan bangsa, sebagai akibat masih kentalnya bentuk-bentuk primodialisme sempit dari kelompok, golongan, kedaerahan bahkan agama. Hal ini menunjukkan bahwa para elit politik secara sadar maupun tidak sadar telah memprovokasi masyarakat. Keterbatasan tingkat intelektual sebagian besar masyarakat Indonesia sangat mudah terpengaruh oleh ucapan-ucapan para elitnya sehingga dengan mudah terpicu untuk bertindak yang menjurus kearah terjadinya kerusuhan maupun konflik antar kelompok atau golongan. Ancaman Disintegrasi di Indonesia Berdasarkan faktor penyebab terjadinya isu dan gerakan disintegrasi yang diterangkan di atas, jelas sekali bahwa bangsa ini sangat rawan adanya gerakan maupun konflik daerah yang menjurus ke arah disintegrasi. Setelah lepasnya Timor Leste dari pangkuan ibu pertiwi, bangsa ini masih ada ancaman disintegrasi kembali. Setelah GAM mereda, ada Gerakan Papua Merdeka, yang notabene juga sama seperti GAM yaitu ingin memerdekakan daerahnya dan lepas dari Indonesia. Akhir-akhir ini juga sering terjadi konflik-konflik kecil di daerah, seperti di Tarakan, Kalimantan Timur, dan juga yang masih sering terjadi kerusuhan di Ambon. Konflik-konflik terjadi karena perbedaan suku maupun agama. Bangsa ini rasanya tidak akan pernah lepas dari masalah disintegrasi, karena manusia-manusianya tidak segera sadar. Bangsa ini masih terlalu lemah untuk mengikat tali persatuan dan kesatuan dari Sabang sampai Merauke. Apalagi sekarang ini memasuki era globalisasi, dimana jalinan informasi dan komunikasi sudah saling terbuka di seluruh dunia. Kehadiran globalisasi memang membawa dampak yang baik juga terhadap kehidupan kita, karena kita sekarang lebih bisa berinteraksi dan mendapat lebih banyak ilmu pengetahuan dari bangsa lain sehingga kita tidak terpuruk dalam keterbelakangan. Namun dampak negatif yang ditimbulkan juga besar sekali untuk memicu terjadinya disintegrasi suatu bangsa. Beberapa dampak negative dari globalisasi Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll. membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa. Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang. Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Padahal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa. Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misalnya untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone. Cara Menanggulangi Disintegrasi Bangsa Dari hasil analisis diperlukan suatu upaya pembinaan yang efektif dan berhasil, diperlukan pula tatanan, perangkat dan kebijakan yang tepat guna memperkukuh integrasi nasional antara lain Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran dan kehendak untuk bersatu. Menciptakan kondisi dan membiasakan diri untuk selalu membangun konsensus. Membangun kelembagaan pranata yang berakarkan nilai dan norma nilai-nilai Pancasila yang menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa. Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret, tegas dan tepat dalam aspek kehidupan dan pembangunan bangsa yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak, semua wilayah. Upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan yang arif dan bijaksana, serta efektif. Faktor- faktor yang Menyebabkan Tawuran Pelajar Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan tawuran pelajar, diantaranya 1. Faktor Internal Faktor internal ini terjadi didalam diri individu itu sendiri yang berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru dalam menyelesaikan permasalahan disekitarnya dan semua pengaruh yang datang dari luar. Remaja yang melakukan perkelahian biasanya tidak mampu melakukan adaptasi dengan lingkungan yang kompleks. Maksudnya, ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan keanekaragaman pandangan, ekonomi, budaya dan berbagai keberagaman lainnya yang semakin lama semakin bermacam-macam. Para remaja yang mengalami hal ini akan lebih tergesa-gesa dalam memecahkan segala masalahnya tanpa berpikir terlebih dahulu apakah akibat yang akan ditimbulkan. Selain itu, ketidakstabilan emosi para remaja juga memiliki andil dalam terjadinya perkelahian. Mereka biasanya mudah friustasi, tidak mudah mengendalikan diri, tidak peka terhadap orang-orang disekitarnya. Seorang remaja biasanya membutuhkan pengakuan kehadiran dirinya ditengah-tengah orang-orang sekelilingnya. Di antara pelajar laki-laki, tawuran seperti sudah menjadi tradisi yang harus dilakukan. Kalau enggak tawuran, enggak jantan, enggak keren, enggak mengikutiperkembangan zaman, atau banyak lagi anggapan lain. Dalam studinya tentang kekerasan, Foucault, seorang psikolog sosial, menyatakan bahwa kekerasan adalah buah dari simbolisasi perlawanan akan bentukan emosi yang menekan manusia secara eksistensial. Disisi yang lain, Eric Fromm menyatakan bahwa kekerasan adalah wujud dari ketakutan dan keterancaman. Dari dua teori diatas, kita tentu memahami mengapa pelajar melakukan kekerasan. Sebagai manusia remaja, pelajar, dalam pengalaman keseharian mereka, merasakan bentukan hegemoni dari orang yang lebih dewasa orang tua, guru dan sekolah itu sendiri melalui aturan normative yang membelit kebebasan mereka. Mereka lebih sering dituntut untuk memahami segala bentuk tatanan yang sifatnya baru bagi mereka daripada diberikan kebebasan untuk berpikir kritis atas tatanan-tatanan tersebut. Mereka merasakan sebuah keterancaman eksistensial dimana keberadaan mereka tidak terlalu diakui sebagai selayaknya manusia yang setara. Mereka adalah gudang kesalahan yang setiap hari selalu diposisikan sebagai sosok yang tidak pernah benar di mata orang dewasa. 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu, yaitu Faktor Keluarga Keluarga adalah tempat dimana pendidikan pertama dari orangtua diterapkan. Jika seorang anak terbiasa melihat kekerasan yang dilakukan didalam keluarganya maka setelah ia tumbuh menjadi remaja maka ia akan terbiasa melakukan kekerasan karena inilah kebiasaan yang datang dari keluarganya. Selain itu ketidak harmonisan keluarga juga bisa menjadi penyebab kekerasan yang dilakukan oleh pelajar. Suasana keluarga yang menimbulkan rasa tidak aman dan tidak menyenangkan serta hubungan keluarga yang kurang baik dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap usia terutama pada masa remaja. Menurut Hirschi dalam Mussen dkk, 1994. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa salah satu penyebab kenakalan remaja dikarenakan tidak berfungsinya orang tua sebagai figure teladan yang baik bagi anak hawari, 1997. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa salah satu penyebab kenakalan remaja dikarenakan tidak berfungsinya orang tua sebagai figure teladan yang baik bagi anak hawari, 1997. Jadi disinilah peran orangtua sebagai penunjuk jalan anaknya untuk selalu berprilaku baik. Faktor Sekolah Dalam beberapa diskusi atau tulisan yang dimuat di media masa, beberapa ahli atau penggiat pendidikan sering mengopinikan adanya kebutuhan akan kegiatan-kegiatan positif yang mampu mewadahi kreativitas dan dinamisasi kehidupan remaja dalam rangka mengurangi angka terjadinya tawuran antar siswa baik di tingkat SMP atau SMU. Kegiatan-kegiatan positif bisa dibentukan dalam aktivitas persahabatan antar sekolah yang lebih menitikberatkan kepada persoalan-persoalan ilmiah. Dari kegiatan tersebut akan muncul sebuah keakraban universal diantara mereka para pelajar. Sekolah tidak hanya untuk menjadikan para siswa pandai secara akademik namun juga pandai secara akhlaknya . Sekolah merupakan wadah untuk para siswa mengembangkan diri menjadi lebih baik. Namun sekolah juga bisa menjadi wadah untuk siswa menjadi tidak baik, hal ini dikarenakan hilangnya kualitas pengajaran yang bermutu. Contohnya disekolah tidak jarang ditemukan ada seorang guru yang tidak memiliki cukup kesabaran dalam mendidik anak muruidnya akhirnya guru tersebut menunjukkan kemarahannya melalui kekerasan. Hal ini bisa saja ditiru oleh para siswanya. Lalu disinilah peran guru dituntut untuk menjadi seorang pendidik yang memiliki kepribadian yang baik. Faktor Lingkungan Lingkungan rumah dan lingkungan sekolah dapat mempengaruhi perilaku remaja. Seorang remaja yang tinggal dilingkungan rumah yang tidak baik akan menjadikan remaja tersebut ikut menjadi tidak baik. Kekerasan yang sering remaja lihat akan membentuk pola kekerasan dipikiran para remaja. Hal ini membuat remaja bereaksi anarkis. Tidak adanya kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu senggang oleh para pelajar disekitar rumahnya juga bisa mengakibatkan tawuran. Dosen Psikologi Universitas Indonesia, Winarini Wilman, dalam diskusi bersama Litbang Kompas, bulan lalu, mengatakan, fenomena tawuran pelajar di Jakarta sudah terjadi selama puluhan tahun. Dari kacamata psikologis, ujar Winarini, tawuran merupakan perilaku kelompok. Ada sejarah, tradisi, dan cap yang lama melekat pada satu sekolah yang lalu terindoktrinasi dari siswa senior kepada yuniornya. Solusi Untuk Mengatasi Tawuran di Sekolah Berikut ini adalah beberapa solusi untuk mengatasi tawuran yaitu Memberikan pendidikan moral untuk para pelajar Menghadirkan seorang figur yang baik untuk dicontoh oleh para pelajar. Seperti hadirnya seorang guru, orangtua, dan teman sebaya yang dapat mengarahkan para pelajar untuk selalu bersikap baik Memberikan perhatian yang lebih untuk para remaja yang sejatinya sedang mencari jati diri Memfasilitasi para pelajar untuk baik dilingkungan rumah atau dilingkungan sekolah untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat diwaktu luangnya. Contohnya membentuk ikatan remaja masjid atau karangtaruna dan membuat acara-acara yang bermanfaat, mewajibkan setiap siswa mengikuti organisasi atau ekstrakulikuler disekolahnya. Bahkan antara tahun 2002 sampai tahun 2005 tauran mulai berkurang karena pada saat itu Dinas Pendidikan DKI Jakarta memberikan instruksi kepada seluruh sekolah khususnya SLTA agar tiap-tiap sekolah siswanya mengikuti kegiatan kesiswaan dengan system mentoring. Contoh Kasus Berikut ini adalah beberapa contoh kasus disintegrasi yaitu 1. Pria yang Dibakar Massa Terduga Keras Pencuri Ampli MA 25 tewas dikeroyok dan dibakar warga Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, karena dituduh sebagai pencuri amplifier di Musala Al-Hidayah. Dari hasil pemeriksaan terhadap saksi-saksi dan barang bukti, polisi menyimpulkan MA sebagai terduga pelaku pencurian ampli tersebut. “Kita sudah memeriksa 17 saksi berkaitan kasus pencurian dan pengeroyokan ini. Untuk kasus pencurian amplifier, kita memeriksa 8 saksi dan kemudian untuk kasus pengeroyokan kita memeriksa 9 orang, 2 di antaranya kita tetapkan sebagai tersangka pengeroyokan,” terang Kapolrestro Bekasi Kombes Asep Adi Saputra kepada wartawan. Berdasarkan keterangan 8 saksi terkait dengan kasus pencurian ampli, polisi menyimpulkan MA sebagai terduga pencurian ampli tersebut. “Berdasarkan keterangan saksi dan beberapa hari kita dalami dengan keterangan saksi-saksi yang terus bertambah, kemudian juga bukti-bukti yang ada di TKP dan penyelidikan yang ada, untuk kasus pencurian yang dilaporkan terkait ampliflier ini penyidik sudah menyusun kesimpulan bahwa Saudara MA terduga keras melakukan aksi pencurian tersebut,” papar Asep. Polisi juga telah memeriksa saksi kunci Rojali terkait dengan pencurian amplifier tersebut. Rojali adalah marbut musala yang pertama kali mengetahui ampli tersebut hilang. “Saudara Rojali sebagai marbut dari Musala Al-Hidayah itu berkali-kali menegaskan dialah yang menangkap tangan terduga pelaku Saudara MA ketika membawa amplifier tersebut,” tuturnya. Saat itu Rojali bahkan mengejar MA hingga ke Pasar Muara, Babelan, yang berjarak 3-4 km dari musala. MA saat itu melarikan diri dengan menggunakan motor sehingga akhirnya terjatuh dan tertangkap massa. “Jadi penyidik sudah sampai pada kesimpulan bahwa Saudara MA diduga keras sebagai pelaku pencurian tersebut,” ujar Asep. “Mengapa kita menggunakan kata terduga’, tentunya kita dalam penyidikan menggunakan asas praduga tak bersalah,” ungkapnya. Di samping itu, tidak ada pengakuan yang bisa didengar polisi dari MA karena sudah meninggal. Meski demikian, kata Asep, tindakan main hakim sendiri tidak bisa dibenarkan. “Meskipun yang bersangkutan benar pelakunya, tindakan main hakim sendiri tentu tidak bisa dibenarkan,” tandasnya. 2. Tawuran Antar Pelajar, Penyebab dan Solusinya Tawuran yang sering dilakukan pada sekelompok remaja terutama oleh para pelajar seolah sudah tidak lagi menjadi pemberitaan dan pembicaraan yang asing lagi ditelinga kita. Inilah beberapa contoh yang bisa kita kemukakan sebagai bukti terjadinya tawuran yang dilakukan oleh para remaja beberapa tahun lalu. Dalam hal tawuran, di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, tingkat tawuran antar pelajar sudah mencapai ambang yang cukup memprihatinkan. Data di Jakarta misalnya Bimmas Polri Metro Jaya, tahun 1992 tercatat 157 kasus perkelahian pelajar. Tahun 1994 meningkat menjadi 183 kasus dengan menewaskan 10 pelajar, tahun 1995 terdapat 194 kasus dengan korban meninggal 13 pelajar dan 2 anggota masyarakat lain. Tahun 1998 ada 230 kasus yang menewaskan 15 pelajar serta 2 anggota Polri, dan tahun berikutnya korban meningkat dengan 37 korban tewas. Terlihat dari tahun ke tahun jumlah perkelahian dan korban cenderung meningkat. Bahkan sering tercatat, dalam satu hari di Jakarta terdapat sampai tiga kasus perkelahian di tiga tempat sekaligus Kalau kita baca uraian diatas jelas sangat tidak sinkron antara tujuan UU tahun 2003 tetang system pendidikan dengan kenyataan yang ada dilapangan, bahkan jauh sebelum UU no. 20 tahun 2003 lahir, tauran pelajar sudah terjadi,, pertanyaannya adalah apakah dengan lahirnya UU no. 20 tahun 2003 bisa mengatasi tauran pelajar ? atau mungkin ada masalah lain ?. Bagaimana mengatasi tauran yang hampir tiap hari terjadi di Jakarta ? langkah-langkah apa saja yang bisa dilakukan agar tauran bisa diatasi Demikian Penjelasan Materi Tentang Pengertian Disintegrasi Pengertian, Ancaman, Cara, Faktor, Solusi dan Contoh Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.